Startup Bakar Duit, JK: Harus Ada Akhirnya
Mantan Wapres
Indonesia, Jusuf Kalla memberikan komentar terkait fenomena startup bakar uang.
Sebagaimana diketahui, bakar uang dianggap sebagai hal yang wajar dan menjadi
bahan bakar agar startup bisa terus berjalan dan mendapatkan spotlight.
Kegiatan itu bisa
berupa banyak hal mulai dari membuat promo, potongan harga, cashback, dan juga lainnya. Jusuf Kalla
berpendapat kalau startup harus mulai mengurangi kegiatan tersebut dalam
kondisi perekonomian yang semakin kompetitif.
Baca juga: Bisnis waralaba, sampai kapan bisa bertahan?
JK mengakui kala
Startup itu adalah ekonomi bakar duit. Namun, harus ada akhirnya karena setiap
persaingan pasti ada akhirnya seperti dilansir dari Kompas. Ia juga turut merasakan lesunya ekonomi dalam setahun
belakangan.
Penilaian orang-orang
berfokus pada produk yang dimiliki oleh startup bukan pada ekonomi bakar uang
tersebut sehingga, JK ingin agar perusahaan rintisan bisa fokus dalam
mengembangkan produk dan bukan bakar uang.
Startup bisa menggunakan uangnya untuk investasi jangka panjang
Daripada bakar uang, JK
berpendapat bahwa startup seharusnya menggunakan uang yang ada untuk investasi
jangka panjang. Bakar uang memang menjadi sebuah hal yang akan sering dilakukan
mengingat, startup perlu bergerak cepat dan uang menjadi bahan bakar mereka.
Baca juga: Prediksi tren kerja 2020
Namun, bukan berarti
bakar uang harus terus dilakukan. Startup harus cerdik dalam menggunakan uang
yang ada sehingga, mereka bisa mendapatkan hasil yang maksimal dengan cara yang
efektif. Untuk itu, JK menambahkan bahwa hal itu memang penting untuk
dilakukan.
JK: Ekonomi sedang lesu, kita harus berjaga-jaga
JK menambahkan, kondisi
ekonomi sedang lesu. Startup perlu bersikap cerdik dalam menggunakan uang
mereka. Perlu adanya penyesuaian untuk beradaptasi dengan keadaan sekarang
sehingga, mereka bisa tetap bertahan dalam kondisi sekarang.
Sebagai contoh, JK mengambil
perumpamaan jika dulu sering makan steak maka, orang-orang perlu menurunkannya
sehingga, menunya menjadi lebih murah. Penurunan tersebut menjadi sebuah bukti
adaptasi yang harus dilakukan orang-orang agar mereka tetap bertahan dalam
kondisi saat ini.
Perumpamaan ini juga
berlaku untuk perusahaan rintisan yang kerap bakar uang sehingga, mereka tidak terus
fokus terhadap kegiatan bakar uang tapi juga fokus terhadap cara untuk tetap
bertahan dan juga berkembang.
Leave a Comment