Tren CEO Resign Kerja di 2019, Ada Apa?
Tahun
2019 mencatatkan fakta yang mencengangkan untuk CEO yang resign kerja. Hingga
Oktober 2019, sudah ada 1332 CEO yang menyatakan untuk mengundurkan diri. Hal
ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2002 kemarin.
Baca juga: Tips tokcer bisnis dropship di tahun 2019
Dilansir
dari CNN, CEO yang mundur berasal
dari beragam bidang seperti swasta, public, Lembaga pemerintah dan
non-pemerintah. Menurut wakil presiden dari pusat penelitian Challenger, Grey & Christmas Inc, Andrew Challenge, ada sejumlah CEO yang
resign karena merasa bertanggung jawab atas kesalahan langkah baik pekerjaan professional
maupun kehidupan pribadi.
Jack Ma hingga Steve Easterbrook,
nama-nama CEO tenar yang resign kerja
Diantara
ribuan CEO yang memutuskan untuk mengundurkan diri, ada beberapa nama tenar
yang sering kita lihat di mana-mana. Pertama, ada Founder dan CEO dari Alibaba,
Jack Ma. Ia mengundurkan diri pada awal September 2019 dan pada ulang tahunnya
yang ke-55.
![]() |
Steve Easterbrook dipecat McDonald karena Affair dengan bawahannya. |
Dilansir
dari Guardian, Ma mengatakan bahwa ia
akan lebih fokus untuk kegiatan kemanusiaan seperti mengembangkan pendidikan di
daerah yang tertinggal. Posisinya digantikan oleh Daniel Zhang yang
berposisi sebagai Chief Executive.
Yang
terbaru, ada Steve Easterbrook yang harus menghadapi pemecatan karena masalah affair dengan bawahannya di McDonald. Dikenal
akan langkahnya dalam memodernisasi McD, hal ini tidak cukup untuk membuatnya
tetap bertahan di posisinya sehingga, ia harus menghadapi pahitnya pemecatan.
Penyebab tingginya CEO resign kerja
Dari
data CNBC, bulan Agustus 2019 menjadi bulan dengan jumlah CEO paling banyak
yang mengundurkan diri. Tercatat, ada 159 CEO yang mundur. Menurut Challenger,
ada 2 alasan utama yang sering diungkapkan, pensiun dan skandal atau merger.
Baca juga: 5 jenis perusahaan yang sering kamu temui
Jumlah
terbanyak pertama datang dari sektor pemerintah dan nirlaba. Dikutip
dari Kompas, ada 281 CEO yang
mengundurkan diri karena undang-undang yang baru serta perubahan kondisi
politik yang mempengaruhi kepempimpinan CEO.
Dari
beberapa sektor yang ada, sektor teknologi mencatatkan jumlah tertinggi kedua
dengan 159 orang. Jumlah tersebut naik 21% dibandingkan bulan lalu. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa alasan seperti pemilihan orang berdasarkan
kemampuannya dalam membuat inovasi dalam dunia teknologi yang bergerak sangat
cepat.
Pemimpin baru = pertumbuhan
perusahaan?
Challenger
menambahkan, pemilihan pemimpin baru merupakan sebuah keputusan besar untuk pertumbuhan
perusahaan. Dengan begitu, mereka dipercaya bisa memberikan era baru dalam
perusahaan terutama untuk mengatasi perkembangan era yang sangat kencang.
Hal
ini juga dilihat oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang teknologi.
Mereka memilih pemimpin yang baru untuk mengatasi perkembangan dunia teknologi
yang bergerak dengan cepat. Dengan begitu, akan banyak inovasi baru yang
terbuat dan membuat mereka dapat mengatasi persaingan.
Bisa
dipastikan, jumlah CEO yang resign kerja akan semakin bertumbuh mengingat, era persaingan
bisnis yang semakin deras mengharuskan perusahaan untuk dinamis dalam mengatasi
hal itu.
Leave a Comment